Minggu, 29 Desember 2013

ARTIKEL PESERTA GRESS-2013
"Potret Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Negara Islam"


Permasalahan ekonomi yang dialami negara-negara berkembang di dunia termasuk Indonesia salah satunya adalah ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini sejalan dengan konsep permasalah ekonomi dalam islam yang berbeda dengan konsep permasalahan ekonomi dalam kapitalis yang dimana permasalahan ekonomi kapitalis mengungkapkan bahwa masalah ekonomi muncul karena keterbatasan barang pemuas kebutuhan atau yang sering disebut dengan kelangkaan, sedangkan dalam islam masalah perekonomian terletak pada distribusi barang-barang pemuas kebutuhan itu sendiri, bukan pada kelangkaannya hal ini dikarenakan Allah telah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan makhluk-makhluk-Nya di dunia tinggalah manusia sebagai khalifah di bumi ini mengelolanya dengan baik untuk kesejahteraan umat.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami peningkatan ternyata tidak diimbangi dengan pemerataan distribusi pendapatan, hal ini dapat dilihat dari hasil survei bahwa Koefisien gini Indonesia mengalami kenaikan dari 0,33 pada tahun 2002 menjadi 0,44 pada tahun 2011. Tingkat koefisien gini tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perekonomian Indonesia. Ketimpangan distribusi pendapatan bukan hanya dialami oleh negara-negara berkembang, namun hampir semua negara di dunia mengalaminya, hal ini dikarenakan sistem-sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara tersebut memiliki banyak kelemahan.
Selain lemahnya sistem dan kebijakan ekonomi, hal-hal lain yang menjadi penyebab ketimpangan distribusi pendapatan ini adalah sebagai berikut :
Menurut Irma Adelma dan Cynthia Taft Morris (dalam Lincoln Arsyad, 1997) ada 8 hal yang menyebabkan ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara Sedang Berkembang :
1.       Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan perkapita.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang selalu berkembang secara kuantitas setiap tahunnya namun tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM-nya menyebabkan peningkatan angka ketergantungan penduduk semakin tinggi.
2.       Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.
Secara kuantitas pendapatan penduduk Indonesia memang mengalami peningkatan, namun peningkatan jumah pendapatan tidak menjadikan penduduk Indonesia mencapai kesejahteraan dikarenakan banyaknya jumlah tanggungan dan melambungnya harga-harga kebutuhan.
3.       Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
Terkonsentrasinya pembangunan nasional di Pulau Jawa menyebabkan masih banyaknya daaerah-daaerah di Indonesia yang tidak merasakan indahnya pembangunan di daerah mereka, hal tersebut merupakan salah satu faktor penyebab maraknya gerakan separatisme di Indonesia. Padahal apabila suatu pembangunan dapat menjangkau daerah-daerah dapat dipastikan mempermudah kegiatan perekonomian penduduknya sehingga dapat meningkatkan pemerataan distribusi pendapatan.
4.       Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (Capital Insentive), sehingga persentase pendapatan modal dari kerja tambahan besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
Untuk negara berkembang dengan jumlah penduduk yan sangat banyak seperti Indonesia, kegiatan perekonomian yang berupa padat modal kuranglah tepat, karena kurang dapat menyerap tenaga kerja, kegiatan perekonomian yang bresifat pada karya sangatlah dianjurkan untuk menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
5.       Rendahnya mobilitas sosial.
Pola perilaku penduduk Indonesia yang pasif juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang mereka dapatkan, mayoritas penduduk Indonesia belum memiliki inisiatif tindakan yang dilakukan dalam kegiatan perekonomian dan kecenderungan melaksanakan sesuatu apabila sudah ada perintah dari atasannya.
6.       Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
Kebijakan pemerintah yang terkesan memihak kepada para pengusaha-pengusaha bermodal besar menjadikan pepatah “Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin” memang benar adanya sehingga tingkat ketimpangan distribusi pendapatan kian melebar.
7.       Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi Negara Sedang Berkembang dalam perdagangan dengan Negara-negara maju, sebagai akibat ketidak elastisan permintaan Negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor Negara Sedang Berkembang.

Dari sederet penyebab ketimpangan distribusi pendapatan diatas telah banyak menyebabkan dampak-dampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya adalah :
1. Masyarakat akan semakin terbelah, antara masyarakat kaya dan miskin.
2. Kesenjangan secara fisik akan semakin nampak, seperti rumah mewah, mobil mewah ,sekolah mahal. 
3. Orang yang kaya akan berusaha melanggengkan kekayaannya, dengan cara masuk ke dunia politik. Politik akan cenderung membela orang kaya. Begitu juga dengan dunia hukum dan perbankan. 
4. Orang miskin yang tidak mendapat akses untuk mengangkat taraf hidup mereka akan tetap miskin. Mereka tidak mampu menyekolahkan anak - anak mereka ke jenjang lebih tinggi. Akibatnya, anak - anak mereka akan tetap bodoh dan miskin. 
5. Banyaknya pamer kekayaan dan banyaknya orang miskin akan meningkatkan masalah sosial dan kriminalitas. Akan semakin banyak pengamen, pengemis, prostitusi dan tindak kejahatan.

Setelah banyaknya persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh kesalahan ataupun kelemahan pengambilan kebijakan ekonomi menggunakan sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini Ekonomi islam memberikan solusi-solusi alternatif atas persoalan-persoalan diatas. Lebarnya jarak antara si miskin dan si kaya yang diakibatkan ketimpangan distribusi pendapatan akan dapat diminimalisir apabila masyarakat dan pemerintah mengetahui serta mengaplikasikan nilai-nilai dasar ekonomi islam bahwa kepemilikan harta bukanlah penguasaan mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi tetapi hanya berhak untuk memanfaatkannya, lama kepemilikian manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya manusia itu hidup didunia dan sumber-sumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimiliki oleh umum atau negara. Hal ini di dasarkan pada hadits Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud,”Semua orang berserikat mengenai tiga hal, yaitu mengenai air, rumput dan api serta garam”. Ketiga barang itu dijabarkan pada minyak dan gas bumi, barang tambang dan kebutuhan pokok lainnya.Selain itu konsep-konsep ekonomi islam seperti konsep keseimbangan anatara kebutuhan di dunia dan diakhirat serta keadilan dalam setiap kegiatan perekonomian yang diaplikasikan baik dalam bentuk zakat, pelarangan riba, jaminan sosial, kerjasama ekonomi serta penyaluran-penyaluran harta pada orang-orang yang membutuhkan baik dalam bentuk shodaqoh, infak, wakaf dan hibah.
Apabila konsep-konsep ekonomi islam diterapkan dalam berbagai sendi kehidupan termask perekonomian, Insya Allah permasalahan ketimpangan distribusi pendapatan dapat dicegah, diminimalisir atau mungkin dihilangkan dari kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik dan sarannya ditunggu untuk lebih memperbaiki postingan-postingan saya berikutnya :)