ARTIKEL PESERTA GRESS-2013
"Potret Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Negara Islam"
Permasalahan ekonomi yang dialami
negara-negara berkembang di dunia termasuk Indonesia salah satunya adalah
ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini sejalan dengan konsep permasalah ekonomi
dalam islam yang berbeda dengan konsep permasalahan ekonomi dalam kapitalis
yang dimana permasalahan ekonomi kapitalis mengungkapkan bahwa masalah ekonomi
muncul karena keterbatasan barang pemuas kebutuhan atau yang sering disebut
dengan kelangkaan, sedangkan dalam islam masalah perekonomian terletak pada
distribusi barang-barang pemuas kebutuhan itu sendiri, bukan pada kelangkaannya
hal ini dikarenakan Allah telah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan
makhluk-makhluk-Nya di dunia tinggalah manusia sebagai khalifah di bumi ini mengelolanya dengan baik untuk kesejahteraan
umat.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami
peningkatan ternyata tidak diimbangi dengan pemerataan distribusi pendapatan,
hal ini dapat dilihat dari hasil survei bahwa Koefisien gini Indonesia
mengalami kenaikan dari 0,33 pada tahun 2002 menjadi 0,44 pada tahun 2011.
Tingkat koefisien gini tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah
perekonomian Indonesia. Ketimpangan distribusi pendapatan bukan hanya dialami
oleh negara-negara berkembang, namun hampir semua negara di dunia mengalaminya,
hal ini dikarenakan sistem-sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara
tersebut memiliki banyak kelemahan.
Selain lemahnya sistem dan kebijakan ekonomi, hal-hal lain
yang menjadi penyebab ketimpangan distribusi pendapatan ini adalah sebagai
berikut :
Menurut Irma Adelma
dan Cynthia Taft Morris (dalam Lincoln Arsyad, 1997) ada 8 hal yang menyebabkan
ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara Sedang
Berkembang :
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan
menurunnya pendapatan perkapita.
Pertumbuhan
penduduk Indonesia yang selalu berkembang secara kuantitas setiap tahunnya
namun tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM-nya menyebabkan peningkatan
angka ketergantungan penduduk semakin tinggi.
2. Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak
diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.
Secara kuantitas
pendapatan penduduk Indonesia memang mengalami peningkatan, namun peningkatan
jumah pendapatan tidak menjadikan penduduk Indonesia mencapai kesejahteraan
dikarenakan banyaknya jumlah tanggungan dan melambungnya harga-harga kebutuhan.
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
Terkonsentrasinya
pembangunan nasional di Pulau Jawa menyebabkan masih banyaknya daaerah-daaerah
di Indonesia yang tidak merasakan indahnya pembangunan di daerah mereka, hal
tersebut merupakan salah satu faktor penyebab maraknya gerakan separatisme di
Indonesia. Padahal apabila suatu pembangunan dapat menjangkau daerah-daerah
dapat dipastikan mempermudah kegiatan perekonomian penduduknya sehingga dapat
meningkatkan pemerataan distribusi pendapatan.
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang
padat modal (Capital Insentive), sehingga persentase pendapatan modal
dari kerja tambahan besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang
berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
Untuk negara
berkembang dengan jumlah penduduk yan sangat banyak seperti Indonesia, kegiatan
perekonomian yang berupa padat modal kuranglah tepat, karena kurang dapat
menyerap tenaga kerja, kegiatan perekonomian yang bresifat pada karya sangatlah
dianjurkan untuk menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
5. Rendahnya mobilitas sosial.
Pola perilaku
penduduk Indonesia yang pasif juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang
mereka dapatkan, mayoritas penduduk Indonesia belum memiliki inisiatif tindakan
yang dilakukan dalam kegiatan perekonomian dan kecenderungan melaksanakan
sesuatu apabila sudah ada perintah dari atasannya.
6. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang
mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi
usaha-usaha golongan kapitalis.
Kebijakan
pemerintah yang terkesan memihak kepada para pengusaha-pengusaha bermodal besar
menjadikan pepatah “Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin” memang
benar adanya sehingga tingkat ketimpangan distribusi pendapatan kian melebar.
7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi
Negara Sedang Berkembang dalam perdagangan dengan Negara-negara maju, sebagai
akibat ketidak elastisan permintaan Negara-negara maju terhadap
barang-barang ekspor Negara Sedang Berkembang.
Dari sederet
penyebab ketimpangan distribusi pendapatan diatas telah banyak menyebabkan
dampak-dampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya adalah :
1. Masyarakat akan semakin terbelah, antara masyarakat kaya
dan miskin.
2. Kesenjangan secara fisik akan semakin nampak, seperti
rumah mewah, mobil mewah ,sekolah mahal.
3. Orang yang kaya akan berusaha melanggengkan kekayaannya,
dengan cara masuk ke dunia politik. Politik akan cenderung membela orang kaya.
Begitu juga dengan dunia hukum dan perbankan.
4. Orang miskin yang tidak mendapat akses untuk mengangkat
taraf hidup mereka akan tetap miskin. Mereka tidak mampu menyekolahkan anak -
anak mereka ke jenjang lebih tinggi. Akibatnya, anak - anak mereka akan tetap
bodoh dan miskin.
5. Banyaknya pamer kekayaan dan banyaknya orang miskin akan
meningkatkan masalah sosial dan kriminalitas. Akan semakin banyak pengamen,
pengemis, prostitusi dan tindak kejahatan.
Setelah banyaknya persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh
kesalahan ataupun kelemahan pengambilan kebijakan ekonomi menggunakan sistem
ekonomi kapitalis, dalam hal ini Ekonomi islam memberikan solusi-solusi
alternatif atas persoalan-persoalan diatas. Lebarnya jarak antara si miskin dan
si kaya yang diakibatkan ketimpangan distribusi pendapatan akan dapat
diminimalisir apabila masyarakat dan pemerintah mengetahui serta
mengaplikasikan nilai-nilai dasar ekonomi islam bahwa kepemilikan harta bukanlah penguasaan
mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi tetapi hanya berhak untuk
memanfaatkannya, lama kepemilikian
manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya manusia itu hidup didunia dan
sumber-sumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimiliki oleh
umum atau negara. Hal ini di dasarkan pada hadits Nabi Muhammad Saw yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud,”Semua orang berserikat mengenai tiga hal,
yaitu mengenai air, rumput dan api serta garam”. Ketiga barang itu dijabarkan
pada minyak dan gas bumi, barang tambang dan kebutuhan pokok lainnya.Selain itu
konsep-konsep ekonomi islam seperti konsep keseimbangan anatara kebutuhan di
dunia dan diakhirat serta keadilan dalam setiap kegiatan perekonomian yang
diaplikasikan baik dalam bentuk zakat, pelarangan riba, jaminan sosial,
kerjasama ekonomi serta penyaluran-penyaluran harta pada orang-orang yang
membutuhkan baik dalam bentuk shodaqoh, infak, wakaf dan hibah.
Apabila konsep-konsep
ekonomi islam diterapkan dalam berbagai sendi kehidupan termask perekonomian, Insya Allah permasalahan ketimpangan
distribusi pendapatan dapat dicegah, diminimalisir atau mungkin dihilangkan
dari kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kritik dan sarannya ditunggu untuk lebih memperbaiki postingan-postingan saya berikutnya :)