Goresan Tinta Kata
Rabu, 25 Mei 2016
Akan terganti ...
Akan
ada masa dimana ...
Yang
peduli akan berhenti mempedulikan...
Yang
menanti akan berhenti menantikan ...
Ketika
...
Pedulinya
tak dihargai ...
Penantiannya
tak disadari ...
Saat
aku menatapmu dari belakang, aku bisa melihatmu, tapi aku tak tahu kau sedang
melihat seseorang dibelakangmu. Tidak. Sungguh sekalipun aku tidak peduli
perasaanku saat itu, menatapmu cukup bagiku.
Hari,
minggu, bulan dan tahun berlalu. Tak terasa aku melewatinya dengan terus
menatapmu. Kini dunia mulai tahu akan tatapanku terhadapmu. Aku tidak tahu. Apakah
kaupun mulai menyadarinya ? seperti dunia yang mulai tersadar.
Entahlah
...
Jumat, 04 Desember 2015
Aku dan Cemburu
Hujan jum;at malam itu
menjadi saksi
Betapa aku yang bodoh ini
Terlalu mencintaimu hingga
cemburu membutakan aku …
“Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti
ku tak merasa
Ada yang
berbeda diantara kita …”
Aku seorang perempuan yang penuh dengan sejuta cemburu …
Walau seharusnya aku tahu …
Bahwa aku bukan siapa-siapa
untukmu …
Aku hanya seorang partner
kerjamu …
Partner yang entah sejak
kapan menyimpan suatu rasa yang istimewa
Maafkan aku …
Karena telah
mencintaimu yang tak pernah mencintaiku …
Jumat, 06 November 2015
Permasalahan Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan
merupakan aspek yang penting dalam melakukan setiap kegiatan dari yang memiliki
skala kecil, sampai skala makro seperti negara. Perencanaan pembangunan ialah
suatu program untuk strategi pemerintah nasional, dalam menjalankan campur
tangan pemerintah untuk mempengaruhi permainan kekuatan-kekuatan pasar, supaya
terjadi perkembangan dalam proses sosial. (Kadariah, 1979). Indonesia sebagai
negara yang besar memiliki berbagai tantangan dalam melakukan perencanaan pembangunan
ekonominya. Letak geografis yang beranekaragam membuat Indonesia sulit
melakukan pemerataan pembangunan perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh
bahwa lebih dari 50% kegiatan ekonomi saat ini masih terkonsentrasi di Pulau
Jawa.
Di
dalam jangka panjang pemerintah harus menghantarkan masyarakat indonesia kepada
kemakmuran, kesejahteraan lahir dan batin, serta harus mengatasi masalah jangka
panjang seperti masalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di dalam jangka pendek
pemerintah dituntut untuk selalu dapat membantu menciptakan iklim usaha yang
kondusif/ mendukung semua pihak. Sedangkan di pihak lain harus dapat mengatasi
masalah-masalah ekonomi jangka pendek. Dan sesungguhnya, keberhasilan
pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari kemampuanya menangani
masalah-masalah ekonomi jangka pendek.
Disisi
lain, adanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun
sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam bentuk visi, misi, dan
arah pembangunan nasional.
Berbagai
permasalahan dan tantangan yang muncul pada saat dan pasca krisis 1997 terutama
dengan meningkatnya utang pemerintah yang memerlukan pengelolaan jangka panjang
yang tepat dengan tetap menjaga terwujudnya keberlanjutan fiskal, peningkatan
disiplin pergaulan perekonomian global yang semakin tinggi serta mengarah pada
ketidakpastian akhir-akhir ini, menjadi dasar utama perumusan arah kebijakan
dan prioritas yang harus diambil dalam jangka panjang. Permasalahan lain seperti tingginya
kesenjangan pembangunan antar daerah, rendahnya
kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan, kurang
optimalnya partisipasi pemuda dalam pembangunan, masih rendahnya budaya dan
prestasi olahraga, serta masih banyaknya permasalahan sosial akibat dari
krisis, konflik sosial, bencana alam, dan gejala disintegrasi sosial merupakan
permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia.
Pemerintah sebagai pemegang otoritas penuh sudah melakukan
berbagai upaya dalam peningkatan rencana pembangunan Indonesia. Pembangunan
berbagai infrastruktur untuk mendorong laju perekonomian dilakukan diberbagai
wilayah Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas maka kami penulis membuat
sebuah makalah yang berjudul “…………” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perencanaan Pembangunan.
Kamis, 13 Agustus 2015
Village Micro Finance based on Sharia Economic
Latar Belakang
Indonesia sebagai
negara yang berkembang memiliki berbagai probematika kehidupan di berbagai sektor
kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Masih rendahnya tingkat kemiskinan
di Indonesia merupakan masalah yang tak
pernah ada akhirnya. Dalam teori ekonomi hal tersebut dinamakan
lingkaran setan. Saat ini Indonesia masih menata sektor perenonomian dalam
mengahadapi ASEAN Economic Community
(AEC), namun dengan keberagaman kondisi geografis Indonesia dari pulau besar ke
pulau kecil, dataran tinggi ke dataran rendah, kota ke desa menyebabkan
sulitnya meratakan pembangunan ekonomi.
Disisi lain, kehidupan
perekonomian masyarakat terus berkembang seiring dengan banyaknya inovasi
produk, sehingga menyebabkan beragamnya kebutuhan masyarakat. Namun, pesatnya
pertubuhan inovasi produk, dan meningkatnya kebutuhan masyarakat tidak
sebanding dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini menyebabkan banyaknya
masyarakat yang mencari sumber pendapatan diluar pekerjaan intinya atau bahkan
meminjam uang. Masyarakat desa yang notabene belum mengenal dunia perbankan
akan meminjam uang pada rentenir, walaupun mereka mengetahui bahwa riba dalam
islam sangat diharamkan.
Belum mengenal
dunia perbankan serta kemudahan yang diberikan rentenir membuat masyarakat
sangat nyaman dengan melakukan kredit kepLatar Belakang
Indonesia sebagai
negara yang berkembang memiliki berbagai probematika kehidupan di berbagai sektor
kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Masih rendahnya tingkat kemiskinan
di Indonesia merupakan masalah yang tak
pernah ada akhirnya. Dalam teori ekonomi hal tersebut dinamakan
lingkaran setan. Saat ini Indonesia masih menata sektor perenonomian dalam
mengahadapi ASEAN Economic Community
(AEC), namun dengan keberagaman kondisi geografis Indonesia dari pulau besar ke
pulau kecil, dataran tinggi ke dataran rendah, kota ke desa menyebabkan
sulitnya meratakan pembangunan ekonomi.
Disisi lain, kehidupan
perekonomian masyarakat terus berkembang seiring dengan banyaknya inovasi
produk, sehingga menyebabkan beragamnya kebutuhan masyarakat. Namun, pesatnya
pertubuhan inovasi produk, dan meningkatnya kebutuhan masyarakat tidak
sebanding dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini menyebabkan banyaknya
masyarakat yang mencari sumber pendapatan diluar pekerjaan intinya atau bahkan
meminjam uang. Masyarakat desa yang notabene belum mengenal dunia perbankan
akan meminjam uang pada rentenir, walaupun mereka mengetahui bahwa riba dalam
islam sangat diharamkan.
Belum mengenal
dunia perbankan serta kemudahan yang diberikan rentenir membuat masyarakat
sangat nyaman dengan melakukan kredit kepada para rentenir. Namun, apabila hal
ini terus dibiarkan maka perekonomian masyarakat pedesaan pada khususnya akan
terus berada dibawah tekanan para rentenir. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya
dari berbagai pihak untuk dapat memutus mata rantai kredit secara ribawi yang
merugikan masyarakat.ada para rentenir. Namun, apabila hal
ini terus dibiarkan maka perekonomian masyarakat pedesaan pada khususnya akan
terus berada dibawah tekanan para rentenir. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya
dari berbagai pihak untuk dapat memutus mata rantai kredit secara ribawi yang
merugikan masyarakat.
Beberapa orang yang menjadi
rentenir dihimbau untuk mengikuti pembinaan ekonomi Islam. Setelah itu, apabila
mereka tertarik maka dapat dijadikan sebagai penanam modal dalam program Village Micro Finance based on
Sharia Economic. Masyarakat dan ketua RT/RW setempat akan membuat Village Micro Finance based on Sharia
Economic secara mandiri guna meningkatkan kesadaran ekonomi masyarakat di
daerah sekitar.
Penjelasan :
1. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana dibina tentang
ekonomi Islam dan dikumpulkan di lembaga Village
Micro Finance based on Sharia Economic.
2. Pengurus Village Micro
Finance based on Sharia Economic merupakan tokoh masyarakat yang di percaya
dan memiliki integritas tinggi.
3. Pengelolaan dana Village
Micro Finance based on Sharia Economic didistribusikan secara kredit islami
dengan menggunakan akad mudharabah
kepada masyarakat yang dibutuhkan dana, dan yang diprioritaskan adalah yang
digunakan untuk usaha produktif.
4. Output yang dihasilkan
oleh usaha yang dibangun masyarakat dapat meningkatkan kondisi perekonomian
masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.
Eksternalisasi di Lingkungan Sekitar
Rumah
saya beralamat di Kp. Gandasoli RT.01/07 Desa Gandasari Kec. Katapang, Kab.
Bandung. Di daerah tempat tinggal saya terdapat dua pabrik yang menjalankan
usaha dibidang produksi berbagai jenis karung dan tali rafia. Salah satu nama
pabriknya adalah PT. Sinar Mulia Plasindo Lestari. Masyarakat di sekitar tempat
tinggal banyak yang bermata pencaharian sebagai karyawan di pabrik tersebut.
PT.
Sinar Mulia Plasindo Lestari yang berada di dekat tempat tinggal saya beralamat
lengkap di JL Gandasari,
No. 22, Warung Lobak, Katapang Soreang, Bandung merupakan cabang dari
perusahaan yang berada di daerah Cicukang. Pembuatan pabrik ini memiliki dampak
terhadap kegiatan sehari-hari penduduk di sekitar. Setelah tahun 2000-an mata
pencaharian penduduk mayoritas menjadi seorang karyawan pabrik tersebut.
Berikut merupakan analisis eksternalisasi yang ditimbulkan dari dibangunnya
pabrik tersebut.
Karung yang di Produksi
|
Produk Karung Sayuran
|
Eksternalisasi positif dari pendirian pabrik di
daerah sekitar tempat tinggal saya adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan
lapangan pekerjaan, sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguaran, hingga
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan secara otomatis meningkatkan daya
beli dan kesejahteraan masyarakat.
b. Menghidupkan
sentra usaha di daerah sekitar
Adapun
eksternalisasi negatif dari
pendirian pabrik di daerah sekitar tempat tinggal saya adalah sebagai berikut :
a.
Terjadinya pencemaran
lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dari minyak pelumas yang digunakan
untuk menjalankan mesin
b.
Beberapa karyawan
mengalami kerusakan kulit karena bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan
karung menimbulkan alergi
c.
Terjadinya polusi
suara yang ditimbulkan dari suara bising mesin pembuat karung.
“Pendidikan Indonesia menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015”
Pendidikan merupakan faktor yang
sangat penting dalam usaha pembangunan suatu negara karena maju mundurnya suatu
negara ditentukan oleh sumber daya manusianya. Sumber daya manusia Indonesia
saat ini masih memiliki kualitas yang belum memenuhi standar dunia. Banyaknya
pengangguran disinyalir merupakan akibat dari tuntutan pekerjaan yang ada tidak
sesuai dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Persaingan antar negara dewasa ini
sangatlah ketat. Setiap negara berlomba-lomba untuk dapat “menguasai” negara
lain dalam berbagai bidang. Baik itu ekonomi, pendidikan, social dan budaya
serta IPTEK. Permasalahan akan timbul apabila suatu negara belum mampu
mempersiapkan persaingan tersebut dengan baik. Persaingan yang paling dekat
dengan ASEAN Economic Community yang akan dimulai pada Desember 2015 mendatang.
Kualitas sumber daya manusia dapat
diukur dengan Human Index Development.
Berdasarkan data yang diperoleh dari United Nations Development Programme
(UNDP) dalam Majalah Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma dikatakan bahwa HDI Indonesia menempati peringkat
ke-108 dari 187 negara pada tahun 2013, atau tidak mengalami perubahan dari
tahun 2012. Posisi tersebut menempatkan Indonesia pada kelompok menengah. Skor
nilai HDI Indonesia sebesar 0,684, atau masih di bawah rata-rata dunia sebesar
0,702. Peringkat dan nilai HDI Indonesia masih di bawah rata-rata dunia dan di
bawah empat negara di wilayah ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, dan
Thailand).[1]
Sektor pendidikan
merupakan salah satu sektor yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dihitung melalui HDI. Oleh karena itu, pendidikan Indonesia harus
mampu meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia
dari negara lain. Sumber daya pendidikan yang dibutuhkan harus memenuhi standar
Internasional. Menurut Suryadi terdapat beberapa sumber daya pendidikan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
[1] Anonim.
2014. Human Development Index 2014. Majalah Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Pemerintah sendiri telah melakukan
berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur
pendidikan guna mendukung penuntasan
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pemerintah
menaikkan satuan biaya
program BOS pada jenjang
SD/MI/Salafiyah Ula dari Rp 397 ribu (kabupaten) dan Rp 400 ribu (kota) pada
periode 2009-2011 menjadi Rp 580 ribu/siswa/tahun pada
tahun 2012, yang
mencakup 31,32 juta siswa.
Adapun pada jenjang
SMP/MTs/Salafiyah Wustha satuan
biaya dinaikkan dari Rp 570 ribu
(kabupaten) dan Rp 575 ribu (kota) menjadi Rp 710 ribu/siswa/tahun, yang mencakup
13,38 juta siswa.
Selain itu, dalam
rangka memberikan layanan pendidikan yang
bermutu, pemerintah telah
membangun sarana dan prasarana pendidikan secara
memadai, termasuk rehabilitasi
ruang kelas rusak
berat. Data Kemdikbud tahun 2011
menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP
dalam kondisi rusak berat.[1]
Kualitas pendidikan akan sangat
berpengaruh terhadap kesempatan kerja yang dimiliki oleh suatu negara.
Berdasarkan data ada beberapa lapangan kerja yang akan sangat dibutuhkan di era
ASEAN Economic Community 2015, yaitu
sebagai berikut.
Pendidikan sebagai sektor pengembangan
kualitas sumber daya manusia harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing dengan kualitas sumber daya manusia dengan negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Kualitas
pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003)
bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang
mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari
20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036
SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas,
efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah
pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia
pendidikan yaitu:
(1).
Rendahnya sarana fisik,
(2).
Rendahnya kualitas guru,
(3).
Rendahnya kesejahteraan guru,
(4).
Rendahnya prestasi siswa,
(5).
Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6).
Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan
(7).
Mahalnya biaya pendidikan.
Solusi
agar mutu pendidikan di Indonesia meningkat adalah meningkatkan kualitas guru
dan kualitas sarana dan prasarana yang ada di tiap sekolah ataupun universitas.
Tidak hanya di kota, bahkan desa atau pedalaman pun yang jaraknya jauh dari
pusat pemerintahan membutuhkan pendidikan yang memadai. Pemerintah juga perlu
meningkatkan kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan zaman yang setiap saat
berubah agar pendidikan di Indonesia tidak tertinggal oleh pendidikan di
negara-negara lain yang sudah jauh lebih maju.
Pendidikan
memainkan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk
menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta
pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2000).
DAFTAR REFERENSI
Badan Pusat Statistik
Bappenas RI
Zulkarnaen, Zico Hadi. 2014. Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia. Kompasiana.com. [3 Agustus 2015]
Anonim.
2014. Human Development Index 2014. Majalah Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Langganan:
Postingan (Atom)